JK Soal Orang Toxic Jangan Masuk Kabinet Prabowo

JK Soal Orang Toxic Jangan Masuk Kabinet Prabowo: Yang Melanggar UU Lebih Tidak Boleh

Perkuat Pariwisata Bali, Komisi VIII

Perkuat Pariwisata Bali, Komisi VIII
Komitmen Bantu Kebutuhan Mobil Rescue BPBD Tabanan

PDIP Bantah Baru Gugat Pencawapresan

PDIP Bantah Baru Gugat Pencawapresan Gibran Usai Ada Putusan MK

PKS Klaim Hubungan dengan

PKS Klaim Hubungan dengan Prabowo Baik dan Sudah Terjalin Lama

PDIP Sebut Jokowi dan Gibran Bukan Kader Lagi

Hubungan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming Raka jadi sorotan. Ini setelah PDIP mengungkapkan bahwa Jokowi dan Gibran bukan lagi kader partai berlogo banteng moncong putih tersebut.

Adalah Ketua Dewan Kehormatan PDIP, Komaruddin Watubun, yang buka suara. Komaruddin menegaskan, baik Jokowi maupun Gibran tak lagi bersama PDIP.

“Ah, orang (Jokowi) sudah di sebelah sana, bagaimana mau dibilang bagian masih dari PDI Perjuangan, yang benar saja,” ujar Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun di Kantor DPP PDIP, Senin (22/4/2024).

Gibran itu sudah bukan kader partai lagi. Saya sudah bilang sejak dia ambil putusan itu,” kata Komarudin.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai PDIP dan Jokowi sulit islah atau berdamai. Sebab, manuver Jokowi di Pilpres benar-benar bersebrangan dengan partainya sendiri.

“Saya kira sudah wassalam. Luka hati yang ditinggalkan Jokowi dan Gibran ke PDIP cukup mendalam sepertinya. Sangat terlihat sekali PDIP terpukul dan marah besar,” kata Adi kepada Liputan6.com, Kamis (25/4/2024).

“Sejauh ini tak ada rumus yang bisa mendamaikan keduanya. Kata ‘Maaf’ atau keinginan rekonsiliasi pun tak ada artinya lagi untuk mendamaikan kedua belah pihak.”

Adi mengatakan hubungan Megawati-Jokowi sulit untuk diperbaiki. Bahkan, kata dia, hubungannya lebih sulit didamaikan daripada Megawati-SBY yang ‘tidak akur’ sejak 2004.

“SBY saja yang kesalahannya tak terlampau fatal sampai saat ini belum termaafkan, apalagi Jokowi. Sakit hatinya jauh lebih pedih lagi ke Jokowi ketimbang SBY,” ucap Adi.

Sementara Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago mengatakan manuver PDIP yang menyebut Jokowi dan Gibran bukan lagi kader, merupakan langkah partai berlogo banteng moncong putih tersebut untuk melepaskan diri dari sosok Jokowi dan Gibran.

“Kalau soal hubungan, ada potensi bahwa Jokowi dan Mega bakal sama dengan SBY dengan Mega,” kata Arifki kepada Liputan6.com, Kamis (25/4/2024).

Hasil, dan Klasemen Piala Asia U-23 2024

Timnas Indonesia U-23 vs Arab Saudi

Liputan6.com, Jakarta – Piala Asia U-23 2024 berlangsung di Qatar pada 15 April hingga 3 Mei. Turnamen ini merupakan edisi keenam sepanjang sejarah setelah sebelumnya bernama AFC U-23 Championship.

Sebanyak 15 tim sukses melewati kualifikasi Piala Asia U-23 2024 untuk menemani tuan rumah bersaing memperebutkan trofi.

Ajang ini sekaligus menjadi penyisihan Olimpiade Paris 2024. Penghuni tiga urutan teratas bakal mewakili Asia di pesta olahraga termegah di muka bumi. Sementara tim keempat bisa mendapatkan tiket asalkan melewati play-off melawan konfederasi lain.

Seluruh mantan juara akan ambil bagian pada ajang kali ini, termasuk juara 2022 Arab Saudi. Mantan pemenang lainnya adalah Irak, Jepang, Uzbekistan, dan Korea Selatan.

Salah satu partisipan lain adalah Indonesia, satu-satunya debutan di Piala Asia U-23 2024. Timnas Indonesia U-23 lolos ke turnamen utama setelah menyisihkan Turkmenistan dan Chinese Taipei pada persaingan Grup K di kualifikasi.

Usai menggoreskan rekor, pasukan Shin Tae-yong berambisi menulis sejarah baru dengan mencapai babak gugur.

Lihat jadwal, hasil, dan klasemen Piala Asia U-23 2024 selengkapnya di halaman berikut:

Grup A Piala Asia U-23 2024

Jeremy Doku Klaim Manchester City Punya Standar

Hasan Nasbi: Kalau Ada Hubungan Bansos dengan Keterpilihan

Polisi Akan Beri Sanksi Putar Balik Pemudik

Nasdem dan PKB Balas Sindiran AHY soal Partai Pemerintah Rasa Oposisi dan Hancur di Koalisi Lama

TEMPO.CO, Nasdem dan PKB Balas Sindiran AHY soal Partai Pemerintah Rasa Oposisi dan Hancur di Koalisi Lama, Jakarta – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY mengatakan partainya senang keluar dari Koalisi Perubahan. Menurut AHY,.jika masih dalam aliansi ini, pasti sudah hancur. Selain itu, AHY juga menyebut partai tersebut berkuasa namun sebagai oposisi masih mengkritik pemerintah. Pernyataan AHY mendapat tanggapan dari Partai NasDem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Demokrat diketahui bergabung dengan Koalisi Perubahan dan NasDem serta Partai Keadilan Sejahtera (PKS) –kemudian menyusul PKB– sebelum memutuskan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) pada Pilpres 2024.

Sekretaris Partai NasDem Hermawi Taslim tak mau menanggapi pernyataan AHY. Maaf, saya malas menjawab Partai Demokrat, kata Hermawi sesaat setelah dimintai tanggapan Tempo, Minggu, 24 Maret 2024.

Sementara itu, politikus Partai NasDem Bestari Barus menilai pernyataan AHY tidak relevan dan hanya berdasarkan penilaian pribadi AHY. Mungkin dia punya pengalaman seperti itu. Pemerintah mengira dia lawan atau sebaliknya, kata Bestari saat dihubungi Tempo, Minggu, 24 Maret 2024. Juru Bicara Timnas Anies-Muhaimin juga menyinggung posisi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional atau Menteri ATR/BPN yang diterima dari AHY.

Menurut dia, posisi oposisi Demokrat bisa saja diubah untuk mendapatkan jabatan menteri. “Dari catatan saya, sebagai politikus, saya melihat sepertinya oposisi juga bisa dijual atau diubah untuk dijadikan staf (menteri) yang lain. Sisanya di kementerian itu besar. Semoga sukses untuk rakyat,” Bestari dikatakan. . . Menurut Bestari, pernyataan AHY soal penolakan pemerintah tidak relevan. Ia juga mengatakan, isu ini bisa membuat masyarakat mengambil tindakan karena AHY senang ada yang tersisa dalam isu ini sebagai Menteri ATR/BPN. “Itu hal yang tidak perlu, datangnya dari orang yang tidak perlu. Ada orang yang senang punya sisa remah-remah karena pada akhirnya bisa puas dengan apa yang tersisa. Dan itu luar biasa,” ujarnya.

Kursi PKB pasti bertambah
Sementara itu, Ketua DPP PKB Daniel Johan membantah tudingan AHY yang menyebut aliansi lama bisa hancur. Bahkan, kata dia, perolehan kursi PKB pada pemilu parlemen 2024 atau Pileg justru bertambah. Yang jelas PKB menambah tinggi kursi, kata Daniel dalam keterangannya kepada Tempo, Minggu, 24 Maret 2024.